Mungkin istilah burnout sudah tidak asing lagi untuk kita yang berada dalam dunia kerja. Burnout sendiri merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kelelahan fisik maupun mental karena pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus.
Burnout ini banyak dialami oleh karyawan dalam perusahaan yang memiliki beban kerja melebihi dari kemampuan mereka. Disini tidak hanya karyawan senior saja yang dapat mengalami burnout, namun karyawan baru memulai kerja pun juga dapat mengalami kondisi tersebut. tidak hanya karyawan yang tengah mengalami burnout akan ini umumnya juga akan mengalami penurunan motivasi dan produktivitas kerja. Karyawan juga dapat mengalami gangguan kesehatan pada fisik maupun mental mereka.
Jika kondisi tersebut dibiarkan berkepanjangan maka akan menyebabkan kerugian bagi karyawan tersebut ataupun bagi pihak perusahaan. Bagi karyawan tentunya kondisi tersebut sangat dapat mengganggu kenyaman, kesehatan, dan juga aktivitas mereka dalam bekerja. Dengan kondisi burnout yang dialami karyawan juga dapat merugikan perusahaan, hal tersebut dikarenakan terhambatnya produktivitas dalam perusahaan.
Melihat dari banyaknya dampak buruk yang dapat terjadi karena burnout tersebut maka HR selaku perwakilan dari perusahaan perlu menghindari terjadinya masalah tersebut. Tentunya untuk dapat menghindari terjadinya burnout pada karyawan, HR terlebih dahulu perlu mengetahui penyebab dan gejala karyawan yang mengalami burnout. Untuk mengetahui lebih lengkapnya simak penjelasan dibawah ini!
Penyebab Burnout Pada Karyawan
Selain dipicu stres dan kelelahan yang berlebih, tentunya juga ada banyak hal yang dapat menyebabkan burnout pada karyawan. Berikut adalah hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya burnout:
-
Beban kerja yang terlalu berat dan melebihi kemampuan yang dimiliki karyawan
-
Tuntutan yang berlebihan dalam waktu yang berkepanjangan tanpa adanya waktu istirahat yang cukup.
-
Target kerja yang tidak realistis dari pihak perusahaan
-
Pembagian tugas kerja yang tidak adil dan menyebabkan salah satu pihak memiliki beban yang berlebih tanpa adanya insentif bagi pihak yang terbebani.
-
Jam kerja melebihi aturan jam kerja yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang
-
Lingkungan kerja yang kurang kondusif untuk melakukan aktivitas kerja
-
Kurangnya pengakuan dan penghargaan terhadap kerja keras karyawan
-
Adanya konflik dalam lingkungan kerja baik konflik antar rekan kerja maupun konflik antara pihak perusahaan dan juga pihak karyawan.
-
Kurangnya penerapan work life balance atau keseimbangan antara kehidupan pribadi dan juga kehidupan kerja
-
Tidak adanya perkembangan atau kemajuan dalam karir karyawan
-
Kurang adanya hubungan komunikasi yang baik dalam lingkungan kerja
Ciri-Ciri Karyawan Mengalami Burnout Kerja
Bagaimana cara mengetahui bahwa seorang karyawan mengalami burnout? Meskipun seorang karyawan mengalami stres karena pekerjaan nya, namun karyawan tersebut belum tentu mengalami burnout. Karyawan yang mengalami burnout sendiri memiliki ciri-ciri berikut ini:
1. Emosi yang Tidak Terkontrol
Salah satu ciri karyawan mengalami burnout adalah emosi yang tidak terkontrol. Disini karyawan akan cenderung lebih mudah marah meskipun hanya dipicu masalah yang sepele. Amarah tersebut nantinya dapat dilampiaskan pada siapa saja, baik rekan kerja, keluarga, teman karyawan bahkan juga dapat dilampiaskan pada orang asing sekalipun.
2. Sering Izin Sakit
Ciri dari karyawan yang mengalami burnout juga dapat dilihat dari seberapa sering karyawan tersebut mengalami sakit. Pada umumnya karyawan yang mengalami burnout ini akan sering terserang flu dan juga insomnia. Sebagian orang juga sering mengalami pusing maupun sakit pada perut mereka.
3. Produktivitas Kerja Menurun
Karyawan yang mengalami burnout ini umumnya juga akan mengalami penurunan produktivitas kerja. Hal ini umumnya dipicu karena karyawan tersebut telah kehilangan minat terhadap pekerjaan yang sedang mereka lakukan, sehingga kinerja mereka pun akan kurang maksimal.
Meskipun pekerjaan yang sedang digeluti saat ini adalah pekerjaan yang dulu diidamkan oleh karyawan tersebut, namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa karyawan akan dapat merasa bosan dan lelah dengan rutinitas yang dijalani setiap harinya.
4. Merasa Lelah Secara Berkepanjangan
Karyawan yang mengalami burnout umumnya akan merasa cepat lelah atas apa yang dikerjakan saat itu. Kelelahan tersebut dapat dirasakan dalam bentuk fisik ataupun juga mental. Karyawan juga akan merasa sangat sulit fokus dalam bekerja sehingga mereka akan kewalahan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.
5. Memiliki Perasaan yang Sensitif
Ciri-ciri yang selanjutnya dari karyawan yang sedang mengalami burnout adalah memiliki perasaan yang lebih sensitif karena emosi yang tidak stabil. Dalam kondisi ini karyawan juga dapat memiliki perasaan sinis terhadap rekan kerja mereka ataupun pada masyarakat yang ada dalam perusahaan tersebut. Pada umumnya perasaan sensitif ini akan membawa kearah yang negatif seperti iri, dengki, sinis, dan perasaan yang tidak baik lainnya.
6. Sering Menyendiri
Ciri yang selanjutnya dari karyawan yang mengalami burnout adalah sering menyendiri. Mereka akan memilih untuk menghindari pertemuan yang memerlukan interaksi terhadap banyak orang. Dalam kondisi ini karyawan tersebut juga umumnya kan menghindari pertemuan kantor sehingga karyawan tersebut akan sulit untuk bersosialisasi dengan karyawan lainnya.
Fase Mengalami Burnout
Pada dasarnya burnout pada karyawan tidak dapat terjadi begitu saja, namun hal tersebut akan muncul secara bertahap. Berikut adalah 5 fase tersebut:
1. Fase Antusiasme
Fase awal munculnya burnout pada karyawan adalah mengalami antusiasme, yang berarti dalam fase ini karyawan akan merasakan kepuasan kerja, komitmen, motivasi, dan juga energi yang tinggi dalam menjalankan aktivitas kerja.
Namun dengan semangat yang tinggi dalam menjalankan pekerjaan tersebut juga dapat memungkinkan karyawan mendapatkan tekanan yang lebih besar. Jika menjalankan hal tersebut tanpa memiliki strategi yang baik maka akan sangat rawan bagi karyawan mengalami tahapan selanjutnya karena munculnya beban kerja yang semakin berat.
2. Fase Stagnasi
Fase yang kedua adalah stagnasi, yaitu tahapan dimana karyawan akan mulai merasa stres pada pekerjaanya karena beban yang mulai bertambah secara berkepanjangan. Pada umumnya karyawan yang berada dalam tahap ini akan sering mengeluhan seperti pusing atau gangguan tidur. Karyawan juga akan mengalami penurunan produktivitas kerja. Jika dibiarkan berlarut-larut dalam fase ini karyawan juga dapat beresiko mengalami fase berikutnya, yaitu fase frustasi
3. Fase Frustasi
Fase ketiga dari burnout adalah fase frustasi, dimana dalam fase ini karyawan akan mengalami keadaan yang lebih parah dari fase sebelumnya. Dalam fase ini karyawan juga dapat mengalami depresi yang tentunya jika dibiarkan akan sangat membahayakan bagi karyawan tersebut.
4. Fase Krisis
Fase selanjutnya adalah fase yang sangat membahayakan yaitu fase krisis. Fase ini merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya yang pastinya kondisi dalam fase ini akan lebih parah dari fase sebelumnya. Dalam fase ini karyawan juga dapat memiliki rasa yang apatis, meninggalkan pekerjaan, hingga kehilangan motivasi untuk melakukan berbagai hal.
5. Fase Intervensi
Fase terakhir burnout adalah fase intervensi, dalam fase ini karyawan tidak hanya akan diserang mental saja melainkan juga dapat mengalami gangguan kesehatan secara fisik. Tentunya hal ini akan sangat bahaya untuk dibiarkan begitu saja, maka untuk mengatasi masalah ini umumnya karyawan tersebut membutuhkan bantuan orang lain ataupun tenaga ahli dalam bidangnya.
Baca juga: Pengertian Burnout Karyawan dan Cara Mengatasinya
Penutup
Berikut adalah fase, ciri-ciri, dan penyebab karyawan mengalami burnout. Tentunya sebagai HR perlu memastikan bahwa karyawan dalam perusahaan anda tidak mengalami kondisi tersebut yang nantinya juga dapat merugikan perusahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut HR dapat melakukan monitoring karyawan mulai dari hal yang sederhana seperti kehadiran, jam istirahat, dan juga kinerja karyawan.
Agar hal tersebut dapat terlaksana secara lebih efektif maka disini anda dapat menggunakan aplikasi absensi online seperti Presensi by GUGU. Dengan ini HR dapat memantau terkait laporan kehadiran karyawan, overtime karyawan, lembur karyawan, izin/cuti karyawan, klaim beban karyawan, dan tugas karyawan dengan lebih mudah karena data dapat diakses secara real-time. Selain itu dengan menggunakan aplikasi Presensi juga dapat memastikan hak karyawan diberikan secara tepat waktu, hal tersebut karena Presensi telah terintegrasi dengan sistem payroll yang dapat melakukan perhitungan gaji secara otomatis dengan melihat komponen penggajian. Dengan Presensi by GUGU anda juga akan mendapatkan Trial dan konsultasi secara GRATIS. Yukk daftarkan perusahaan anda sekarang juga dengan Presensi by GUGU.